Minggu, 03 Februari 2013


PENTINGNYA MENGGUNAKAN GARAM BERYODIUM


Masih ingat layanan masyarakat tentang pentingnya garam beryodium agar anak pintar ?? Garam beryodium merupakan garam yang difortifikasi (ditambahkan) dengan yodium pada garam. Sedikit membahas tentang garam yang digunakan untuk fortifikasi yodium, pertama, karena garam selalu ada di setiap rumah tangga dan dimakan secara teratur, kedua, tersedianya teknologi fortifikasi, ketiga, tidak berubah rasa, warna dan konsistensi setelah difortifikasi dengan yodium, keempat, tidak membahayakan kesehatan,dan  kelima, harga tetap terjangkau walaupun telah difortifikasi.

Fortifikasi garam beryodium merupakan kebijakan pemerintah akan pentingnya yodium untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik, karena kekurangan yodium dan gangguan kekurangan yodium masih merupakan masalah gizi dan kesehatan di Indonesia. Sebagaimana diketahui gangguan kekurangan yodium pada masa ibu hamil mengakibatkan keguguran, cacat lahir dan janin akan mengalami kretin neorologis atau miksedematosa. Sedangkan pada bayi dan anak-anak mengakibatkan gangguan fungsi mental, IQ rendah, gondok, dan keterlambatan pertumbuhan fisik.


Banyak penelitian yang membahas tentang akibat kekurangan yodium seperti yang dilakukan oleh Tiwari et al. (1996) pada anak-anak yang mengalami defesiensi yodium mengalami kelemahan pada kemampuan kognitif terutama kemampuan verbal perceptual, ingatan dan kemampuan berhitung, sangat jelas disini  kekurangan yodium menunjukkan intelejensi atau IQ yang rendah. Skor rerata IQ lebih rendah 13,5 point dari anak normal (Bleichrodt dan Born, 1993). Selain itu menyebabkan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan terhambat karena hormon pada kelenjar gondok tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh serta absorpsi zat gizi yang tidak optimal sehingga berakibat pada rendahnya status gizi.
Gambar. Kekurangan yodium
Gambar. Kekurangan
Yodium


Di dalam tubuh jumlah yodium berkisar 15-23 mg, 75% digunakan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroksin yang diperlukan untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Angka kecukupan yodium yang dianjurkan dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004 adalah : umur 0 – 60 bulan 90 µg/hari, 7 bulan – 12 bulan 120 µg/hari, 13 tahun – 65 tahun ke atas 150 µg/hari, ibu hamil dan ibu menyusui 200 µg/hari.

Garam mengandung yodium cukup sebanyak > 30 ppm, yang dibuktikan dengan iodina test Kit akan terjadi perubahan warna menjadi warna ungu gelap. Jumlah yodium pada garam akan berkurang jika penyimpanan dan pemakaian garam beryodium di rumah tangga tidak tepat antara lain : 1)  penyimpanan pada wadah terbuka, 2) berdekatan atau terkena sumber panas (matahari, kompor), 3) tempat penyimpanan yang lembab. Sedangkan pemakaian garam yang kurang tepat antara lain : 1) ditambahkan pada masakan yang sedang mendidih, 2) ditambahkan pada masakan yang asam. Selain penyimpanan dan pemakaian garam beryodium perlu diperhatikan juga dalam memilih garam beryodium agar kualitas yodium tetap terjaga antara lain : 1) bertuliskan mengandung yodium, 2) putih, bersih, kering, dan 3) kemasan tertutup rapat.




Sumber :
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Bleichrodt N., Born M.P.H. 1993. A Meta-analysis of Research on Iodine and Its Relationship to Cognitive Development. In: Stunbury JB. ed. The damaged Brain Of Iodine Deficiency. New York: Cognizant Communication Corporation.

Tiwari, B.D, Godbole, M.M., Chattopadhyay, N. Mandal, A., Mithal, A. 1996.Learning Dissabilities and    Poor Motivation to Achieve due to ProlongedIodine Deficiency. Am J Clin Nutr;63:782-6.
LIPI. 2004. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Ketahanan Pangan di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Editor. Soekirman dkk. Jakarta : Persagi, Pergizi-Pangan, PDGMI.
Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia. http://www.kfindonesia.org




Tidak ada komentar:

Posting Komentar