PENTINGNYA MENGGUNAKAN GARAM BERYODIUM
Masih
ingat layanan masyarakat tentang pentingnya garam beryodium agar anak pintar ??
Garam beryodium merupakan garam yang difortifikasi (ditambahkan) dengan yodium
pada garam. Sedikit membahas tentang garam yang digunakan untuk fortifikasi
yodium, pertama, karena garam selalu ada di setiap rumah
tangga dan dimakan secara teratur, kedua, tersedianya teknologi
fortifikasi, ketiga, tidak berubah rasa, warna dan konsistensi setelah
difortifikasi dengan yodium, keempat, tidak membahayakan
kesehatan,dan kelima, harga tetap
terjangkau walaupun telah difortifikasi.
Fortifikasi
garam beryodium merupakan kebijakan pemerintah akan pentingnya yodium untuk pertumbuhan
dan perkembangan fisik, karena kekurangan yodium dan gangguan kekurangan yodium
masih merupakan masalah gizi dan kesehatan di Indonesia. Sebagaimana diketahui gangguan
kekurangan yodium pada masa ibu hamil mengakibatkan keguguran, cacat lahir dan janin
akan mengalami kretin neorologis atau miksedematosa. Sedangkan pada bayi dan
anak-anak mengakibatkan gangguan fungsi mental, IQ rendah, gondok, dan keterlambatan
pertumbuhan fisik.
Banyak
penelitian yang membahas tentang akibat kekurangan yodium seperti yang
dilakukan oleh Tiwari et al. (1996)
pada anak-anak yang mengalami defesiensi yodium mengalami kelemahan pada
kemampuan kognitif terutama kemampuan verbal perceptual, ingatan dan kemampuan
berhitung, sangat jelas disini kekurangan
yodium menunjukkan intelejensi atau IQ yang rendah. Skor rerata IQ lebih rendah
13,5 point dari anak normal (Bleichrodt dan Born, 1993). Selain itu
menyebabkan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan terhambat karena hormon
pada kelenjar gondok tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh serta absorpsi zat
gizi yang tidak optimal sehingga berakibat pada rendahnya status gizi.
![]() |
Gambar. Kekurangan Yodium |
Di dalam tubuh jumlah yodium
berkisar 15-23 mg, 75% digunakan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroksin
yang diperlukan untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Angka kecukupan
yodium yang dianjurkan dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004
adalah : umur 0 – 60 bulan 90 µg/hari, 7 bulan – 12 bulan 120 µg/hari, 13 tahun
– 65 tahun ke atas 150 µg/hari, ibu hamil dan ibu menyusui 200 µg/hari.
Garam mengandung yodium
cukup sebanyak > 30 ppm, yang dibuktikan dengan iodina test Kit akan
terjadi perubahan warna menjadi warna ungu gelap. Jumlah yodium pada garam akan
berkurang jika penyimpanan dan pemakaian garam beryodium di rumah tangga tidak
tepat antara lain : 1) penyimpanan pada
wadah terbuka, 2) berdekatan atau terkena sumber panas (matahari, kompor), 3) tempat
penyimpanan yang lembab. Sedangkan pemakaian garam yang kurang tepat antara
lain : 1) ditambahkan pada masakan yang sedang mendidih, 2) ditambahkan pada
masakan yang asam. Selain penyimpanan dan pemakaian garam beryodium perlu
diperhatikan juga dalam memilih garam beryodium agar kualitas yodium tetap
terjaga antara lain : 1) bertuliskan mengandung yodium, 2) putih, bersih, kering,
dan 3) kemasan tertutup rapat.
Sumber :
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Bleichrodt N., Born M.P.H. 1993. A Meta-analysis of Research on Iodine and Its Relationship to Cognitive Development. In: Stunbury JB. ed. The damaged Brain Of Iodine Deficiency. New York: Cognizant Communication Corporation.
Tiwari, B.D, Godbole, M.M., Chattopadhyay, N. Mandal, A., Mithal, A. 1996.Learning Dissabilities and Poor Motivation to Achieve due to ProlongedIodine Deficiency. Am J Clin Nutr;63:782-6.
LIPI. 2004. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Ketahanan Pangan di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Editor. Soekirman dkk. Jakarta : Persagi, Pergizi-Pangan, PDGMI.
Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia. http://www.kfindonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar